Salwa Coreta
Selasa, 19 November 2013
Tugas TIK
Volume 1, Issue 1
August 2008
|
Continuing Articles across Pages
Type
your sub – heading here
Your By-line Your Company
Name
This document was created using linked text boxes, which
allow articles to flow continuously across pages. For example, this article
continues on page two, while the one to the right continues on page three. When
you add lines of words to a text box, the word in the following text box flows
forward . When you delete lines of words from a text box, the words in the next
text box moves backward. You can link several text boxes in an article, and you
have multiple articles in a document. The links do not have to occur in a
forward direction.
Inserting
Linked Text Boxes
To Insert linked
text boxes in a document, click Text Box on the Insert menu. Click and drag in
your document where you want to insert the first text box, and insert
additional text boxes where you want the text to flow.
I N S I D E T H I S I S S U E
1
Continuing
Articles across Pages
1 Instructions for Using this Template
4 Inserting and Editing Pictures
Instructions for Using This Template
Type your sub – heading here
Your
By – line
your
Company Name
To keep these instructions,
choose Print from the File menu. Press Enter to Print the template. Replace the
sample text with your own text to create your newsletter.
Using Styles In This Template
To change the
Style of any paragraph, select the text by positioning your cursor anywhere in
the paragraph. Select a style from the drop-down Style list at the top-left of
your screen. Press Enter to accept your choice.
Selasa, 29 Oktober 2013
Detik-Detik Proklamasi, 17 Agustus 1945
Membuka Catatan Sejarah: Detik-Detik
Proklamasi , 17 Agustus 1945
Proklamasi Kemerdekaan, yang kita peringati setiap
tanggal 17 Agustus adalah sebuah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Proklamasi , telah mengubah perjalanan sejarah, membangkitkan rakyat dalam
semangat kebebasan. Medeka dari segala bentuk penjajahan .
Bagaimanakah
sesungguhnya,
peristiwa yang terjadi 61 tahun yang lalu itu. Mari kita buka
kembali catatan sejarah sekitar proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Perdebatan proklamasi, ternyata didahului oleh perdebatan hebat antara golongan
pemuda dengan golongan tua. Baik golongan tua maupun golongan muda,
sesungguhnya sama sama menginginkan secepatnya dilakukan proklamasi kemerdekaan
dalam suasana kekosongan kekuasaan dari tangan pemerintah Jepang. Hanya saja,
mengenai cara melaksanakan proklamasi itu terdapat perbedaan pendapat. Golongan
tua , sesuai dengan perhitungan politiknya, berpendapat bahwa Indonesia dapat
merdeka tanpa pertumbahan darah, jika tetap bekerja sama dengan Jepang.
Karena
itu, untuk memproklamasikan kemerdekaan,diperlukan suatu revolusi yang
terorganisir. Soekarno dan Hatta , 2 tokoh golongan tua, bermaksud membicarakan
pelaksanaan proklamasi kemerdekaan dalama rapat panitia persiapan kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Dengan cara itu, pelaksanaan proklamasi kemerdekaan tidak
menyimpang dari ketetuan pemerintahan Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui
oleh golongan pemuda. Mereka menganggap, bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang.
Sebaliknya, golongan pemuda menghendaki terlaksananya proklamasi kemerdekaan
itu, dengan kekuatan sendiri. Lepas sama sekali dari campur tangan pemerintah
Jepang.
Perbedaan
pendapat ini, mengakibatkan penekanan-penekanan golongan pemuda kepada golongan
tua yang mendorong mereka
Melakukan aksi penculikan terhadap diri Soekarno-Hatta (lihat
Marwati Djoened Poeponegoro, ed. 1984 : 77-81).
Tanggal
15 Agustus 1945, kira kira pukul 22.00, dijalan pegangsaan timur no. 56 Jakarta
tempat kediaman Bung Karno , berlangsung pedebatan serius antara sekelompok
pemuda dengan Bung Karno mengenai proklamasi kemerdekaan sebagaimana dilukiskan
Lasmidjah Hardi (1984:58) ; Ahmad Soebarjo (1978:85-87) sebagai berikut :
“Sekarang
Bung, sekarang! Mala mini juga kita kobarkan revolusi!” Katan Chaerul Saleh
dengan meyakinkan bung karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah siap
mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang. “ kita harus segera
merebut kukasaan!” tukas Sukarni berapi api. “ kami sudah siap mempertaruhkan
jiwa kami !” seru mereka bersahutan. Wikana malah berani mengancam Soekarno
dengan pernyataan; “ jika Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam
ini juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan
besar besaran esok hari.”
Mendengar
kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana
sambil berkata: “ ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah
leherku mala mini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari!”. Hatta kemudian
memperingatkan Wikana; “… Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus
menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk
kembali menjadi tuan dinegeri kita ini. Jika saudara tidak setuju dengan
apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah siap dan sanggup
untuk memproklamasikan kemerdakaan, mengapa saudara tidak memproklamasikan
kemerdekaan itu sendiri? Mengapa meminta Soekarno untuk melakukan hal itu?”.
Selasa, 17 September 2013
Langganan:
Postingan (Atom)